Minggu, 29 April 2012

Be My Wife

Ngantuk belajar...ketemu macem-macem soal mulai dari turunan, sin cos tan sampe log-logan, reading sampe grammer, termasuk bahasa Indonesia yang notabene gw ga bisa ngerjainnya (untung ga ada PPKn :p) , headset masih stenbai di kuping, dan terputarlah lagu Tangga - Be My Wife , heeeeemmm...love this song so much...langsung aja ngacir cari leptop nyala dan post ini :

Damn why it's so hard to say
Secret feelings locked away
Heaven knows I've always felt so much
For you

I'm not that romantic
Even worse I'm sarcastic sometimes
And now it's time I tell you this
What's always been my only wish

Reff :
Eventhough I'm no spiderman or superman
I'll be the one who guards you
Night and day and trust me
I don't need no spiderweb or laser eyes
Cause you're giving me
The strength to say
Share you life and be my wife

Damn why so hard for me to say
Secret feelings locked away
Heaven knows I've always felt this much
For you
I'm not that romantic
Even worse I'm sarcastic sometimes
And now it's time I tell you this
What's always been my one
and only wish

Bridge :
Can't believe what I heard
It's so beautiful filled in my soul
Please tell me that I'm not dreamin
Will you be my wife... Baby...

 Love too much this song :)

Minggu, 22 April 2012

Apa itu cinta part. 2 (End)

“Ra...Ra..Bangun Ra...kantor udah sepi ra, ayo pulang ra” Tasya membangunkanku yang terlelap di meja kerja. Rupanya aku tertidur saat membaca novel yang ceritanya sebagian besar sangat mirip dengan yang aku alami. Aku tadi tertidur dan kembali memimpikan kejadian 2 tahun yang lalu.
“Iya sya, ayo pulang..kepala gw keleyengan nih. Buset ini kantor udah gelap aja sya...jam berapa sih??
“Jam setengah sebelas ra..ayo pulang, gw juga udah ngantuk. Noh taksi udah nungguin di depan”
Saat ini aku bekerja sebagai seorang konsultan data di sebuah perusahaan pemerintah di daerah Jakarta pusat. Aku sudah meninggalkan kosanku di Bogor 6 bulan yang lalu, tapi masih banyak barang-barang yang aku tinggalkan disana, diantaranya  barang-barang Medi.  Aku sudah seringkali memintanya untuk mengambil barang-barang serta berkas-berkas penting yang dulu banyak ia titipkan padaku. Sudah 2 tahun aku tidak berhubungan dekat dengannya. Saat ini aku sudah bisa melupakannya. Memang tidak mudah, tapi aku selalu berusaha.
Aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya setelah aku tahu, bahwa aku bukanlah satu-satunya teman wanita yang ia perlakukan seperti itu. Masih banyak lagi wanita yang bernasib sama denganku. Hanya yang membedakan adalah mereka bukan sahabatnya, sedangkan aku adalah sahabat terdekatnya.  Aku tidak sepenuhnya menyalahkan dia karena aku juga turut andil di dalamnya. Aku juga tidak pernah membencinya. Benar kata Ana , Medi adalah teman yang baik, tapi bukan pria yang baik. Sebagai seorang teman dia sangatlah baik, selalu membantu saat dibutuhkan, selalu ada di setiap waktu susah ataupun senang. Dia orang yang pandai, cerdas, dan kata-katanya selalu menenangkan. Tapi di sisi lain dia bukanlah seorang pria baik yang hanya bisa bersama dengan satu wanita. Aku tahu walaupun dia selalu bersama banyak wanita di hatinya hanya ada Evi. Dan suatu saat dia akan berhenti melakukan semuanya dan kembali padanya.
Drrrtt....drrttt..ddrrttt...
“Halo””
“Udah pulang sayang??” suara dari seberang telepon
“Udah, ini baru aja nyampe”
“Kamu gimana presentasinya tadi??sukses doong...maaf tadi ga nelpon, aku ketiduran di kantor, hehe”
“pasti memukau lah..ahaha, iya gpp. Yaudah sana istirahat besok harus masuk pagi lagi kan..”
“Oke bos!kamu juga ya...”
Sekarang aku sudah memiliki orang lain, namanya hendra. Hendra adalah teman baik Medi, bahkan mereka satu kosan waktu mereka sama-sama bekerja di daerah Tebet. Tapi sekarang Hendra sudah tidak lagi disana. Dia sedang mengambil study pasca sarjana di Depok, di UI. Kami baru meresmikan hubungan kami 4 bulan yang lalu, satu bulan tepat setelah aku memutuskan untuk mengenakan jilbab. Ya..alhamdulillah sekarang aku sudah mengenakan jilbab, Insya Allah untuk seterusnya. Aku merasa lebih nyaman dengan penampilanku yang sekarang.  Aku lebih merasa menjadi orang yang lebih baik sekarang. Hhff...sayang Ana sudah tidak lagi di Jakarta denganku, dia memutuskan untuk pulang menemani kedua orang tuanya di Jawa jadi tidak ada yang mengajariku memakai jilbab yang cocok dengan bentuk wajahku.
Aku kenal Hendra sejak 2,5 tahun yang lalu. Aku tidak tahu karena alasan apa aku jadi dekat dengannya. Aku hanya tahu sejak aku bekerja di Jakarta, dia lah orang yang selalu bersamaku selain Ana. Dia sering mengantarku ke kosan Ana bahkan mengantarku pulang ke Bogor. Memang bukan tidak ada tujuan, dia juga bisa sekalian pulang ke Bogor. Dia juga satu Fakultas denganku dulu. Tapi aku tahu, banyak sekali kabar miring tentangnya. Tapi itu bukan kabar miring sepertinya, karena memang begitulah dia. Tapi entah sejak kapan aku menyukainya. Dia bisa membuatku lupa pada Medi. Padahal aku sudah berusaha keras sebelumnya untuk melupakan Medi dengan banyak bekerja. Aku sering lembur, aku bahkan menerima konsulitasi untuk para mahasiswa pasca di beberapa Universitas, aku juga menjadi konsultan untuk seorang temanku yang saat itu sedang mengambil study di Inggris. Aku juga mengajar mahasiswa pasca dan mengambil beberapa proyek konsultan di Bogor. Tapi ternyata bekerja saja tidak cukup untuk membuatku lupa pada Medi.
Hendra mengubah semuanya. Dia membuatku melupakan semuanya dan memulainya lagi dari awal. Mungkin karena pribadinya yang di luar dugaan. Jauh dari romantis, jauh dari baik, jauh dari trendi, jauh dari gombal, tapi dia dekat dengan cinta. Dia selalu melakukan semua hal karena cinta. Dia mencintai keluarganya, dia mencintai pekerjaannya, dia mencintai pendidikannya, dan dia mencintaiku. Sekarang aku tahu apa itu cinta. Sekarang baru aku merasa inilah cinta. Cinta yang selalu membuatku bahagia bersamanya. 

Kini aku sudah memulai semuanya dari awal lagi, dengan penampilan baruku yang labih baik, dengan seseorang yang baru, dan dengan pekerjaanku yang baru. 

"Hei, DRM"
"Apa"
" Beliin aku pulsa dong 50ribu"
"Iya"

"Hei DRM"
"Apa"
"Masak ya dikosanmu"
"Iya"

"Hei DRM"
"Apa"
"pinjem motor yo"
" Iya"

"Hei DRM"
"iya"
"kucingan yok"
"ayo"

"Hei DRM" hanya dari sebuah percakapan sederhana, inilah awal dari kita :)

Jumat, 20 April 2012

Mataram Sebutannya


Mataram namanya, tempat tongkrongannya anak Pekalongan #tssaaahh...malem minggu mau sama pacar, sama temen sekolah, temen kuliah ato geng (masih jaman ya geng??) semua orang pada ngebet banget dah nyamperin ni tempat.

 
Ga ada game2 ato makanan enak disana, tapi itu tempat khasnya anak pekalongan. Lo bisa duduk2 di emperan trotoar dengan tiker plus meja2 kecil. Apa aja yang bisa dinikmati???Standard! Mie rebus, mie goreng, kopi ato mendoan. Yang jadi menu favorit ya kopi sama mendoan si kalo kata gw :p
Yang enak disini adalah lo bisa nongkrong disini selama mungkin, ga takut diusir sama yang empunya cafe, resto ato semacamnya tapi dengan harga yang ga terlalu nguras kantong. Irit bin irit lah pokoknya.
Nothing special here, but it's always being special if you there with someone special hasyaaahh...
Biar begitu, gw tetep ga suka main disitu karena banyak pengamen dan banyak angin. Pengalaman gw sih, tiap kali gw maen disono, besoknya didatengin sama yang namanya masuk angin, haha ga keren..jadi yaaahh...gw cari amannya pergi ke tempat yang ga banyak pengamen dan ga banyak angin :p

Rabu, 18 April 2012

Apa itu Cinta part. 1

Bangun pagi adalah hal yang paling tidak aku sukai, karena itu aku selalu bangun setengah jam sebelum waktu kuliah.  Ini hari Senin, dan aku suka hari ini karena hari ini aku tidak perlu membuka mataku lebih pagi dari biasanya. aku hanya perlu bangun pagi untuk sholat shubuh dan kembali mengistirahatkan mataku dan sedikit lebih lama memanjakan badanku bersama bantal dan guling. Lagi pula di kamar ini perbedaan siang dan dan malam tidak terlalu terasa. Bagiku ini kadang menguntungkan tapi kadang juga merugikan.

Ddrttt...ddrrrtt...hapeku bergetar tanpa bunyi karena sengaja aku sett daam mode diam, karena aku tidak mau tidurku terganggu di hari yang spesial ini (karena tak perlu bangun pagi). Aku diamkan dan sama sekali tak kusentuh. Aku membiarkan hapeku bergetar 2 kali.  

 Ddrrttt..ddrrrttt....drrrtttt...drrtttt...drrttt...
 “ah berisik sekali!!!siapa berani menelponku pagi2 begini sih??? “Halo” aku mengangkat panggilan dengan suara tak senang.
“Belum bangun nduk??? Ini udah jam berapa? Bangun tho..” suara di seberang telepon.
“Males, lagian masih pagi ga mau ngapa-ngapain”
“ayo bangun nduk, kita sarapan terus anter aku ke kota ada yang mau aku beli”
“jam berapa??mau beli apa si emang?”
“sejam lagi ya aku jemput ke kosanmu ya, harus udah mandi ya nduk”
“iyaaaaaa....” aku menutup telepon.

Dia Medi temen kuliahku. Dia dan aku sama-sama orang Jawa. Saat ini kami sedang mengambil kuliah di sebuah Kota di Jawa Barat, Kota hujan, Bogor. Awalnya kami hanya teman biasa, tapi entah sejak kapan kami menjadi lebih dekat dan kedekatan ini lebih dari sekedar teman biasa. Aku tahu apa yang aku lakukan ini salah karena Medi sudah memiliki seorang tunangan yang saat ini tengah mangambil study di Solo. Namanya Devi. Aku tahu dan Medi tahu karena ia mengenakan cincin tunangannya.  Tapi hubungan yang kami jalani saat ini juga tidak bisa dikatakan sebuah pertemanan, namun sepasang kekasih pun bukan karena kami tidak pernah mengikrarkannya. Kami hanya menjalani hubungan yang ada. Dan aku tahu, ini hubungan yang jauh dari sebuah pertemanan.

Hari ini aku akan mengantar Medi ke kota untuk membeli sesuatu. Ini bukan kali pertama aku mengantarnya membeli sesuatu. Yang kami lakukan tidak hanya itu. Bergandengan tangan, berpelukan dan hal-hal yang layaknya dilakukan orang yang berpacaran aku melakukannya bersama Medi dan di luar sepengetahuan Devi. Aku tahu ini tidak boleh, aku tahu ini salah tapi apakah salah jika aku mencintai seseorang??Hanya aku mencintai seseorang yang tidak tepat dan di waktu yang tidak tepat pula. Bukan hanya aku yang mengetahui hubungan kami berdua, Ada Ana yang selalu mendengarkan ceritaku tentang Medi, Ada Rina yang sekamar kosan denganku, Dan aku tahu banyak teman sekelas kami yang bisa melihat hubungan kami. Aku tidak tahu apa yang aku harus mengakhiri. Aku ingin, tapi aku tidak bisa. Bukan aku tidak bisa menjauh darinya, tapi dia yang terus mendekat padaku. Tidak jarang dia menerima telpon dan membalas sms dari tunangannya itu saat kami sedang berdua. Kadang aku jengkel tapi aku tahu saat ini aku hanya temannya walau hubungan kami tidak terlihat seperti itu. Walau aku berusaha untuk lepas darinya tapi itu sungguh tidak mudah. Kami sudah menjalani ini lebih dari satu tahun. Kadang kami memutuskan untuk berhenti, tapi tak jarang kami selalu berbaikan dan menjalaninya lagi.

“Ra, Diraaa...udah siap??” Medi sudah berada di teras kamar kosku.
“Iya bentar juga beres” aku keluar  “Ayok, mau kemana kita??” Tanyaku padanya.
“Aku mau beli sepatu nduk,, Kita ke Botani yok”
“Yo wes ayok”

Kami berangkat ke Botani Square pagi itu. Seperti biasa kami tidak hanya membeli barang yang kami tuju saja, tapi kami juga nonton ke bioskop, makan dan jalan-jalan. Dia tidak pernah membiarkanku melepaskan tanganku dari pinggangnya ketika di kendaraan. Aku harus memeluk pinggangnya, dan dia akan selalu memegang kedua tanganku dengan tangan kirinya.  Dia selalu menggandeng tanganku saat berjalan dan tidak pernah membiarkan melepaskannya sebentar saja. Sore kami pulang  dan dia mengantarku sampai di teras kosan. Seperti biasa dia tak langsung beranjak. Dia selalu duduk di bangku putih dan mengajaku berdua disana. Entah apa saja yang kami bicarakan, sudah terlalu banyak. Dia lelah dan dia merebahkan badannya di pangkuanku dan memejamkan matanya. Sepertinya dia tertidur hingga handphonennya berbunyi. Aku tahu itu dari Devi. Dia melihatnya sejenak tanpa menjawabnya. Dia memejamkan lagi matanya. Tapi tak lama kemudian berbunyi kembali  handphonenya. Itu sebuah pesan. Dia beranjak dari pangkuanku dan duduk santai sambil membalas pesan itu.
“Devi??”
“Iya”
“Telpon aja”
“Engga ah, capek”
Kami diam sejenak. Ada sesuatu yang membekukan kami berdua. Dia menunduk entah karena terlalu lelah atau karena pesan yang baru diterimanya. Dia selalu tidak suka saat aku menjawab telpon atau membalas pesan saat sedang bersamanya. Tapi aku tidak pernah bisa melarangnya melakukan hal yang sama.
“Pulang sana” aku meyuruhnya segera meninggalkan kosanku.
“Bentar, masih mau disini”
“Udah malem sih”
“Bentar nduk”
Aku agak jengkel melihat tingkahnya. Bukan sekali atau dua kali dia melakukan ini. Aku diam. Aku sedang tidak ingin bertengkar karena aku sudah terlalu lelah. Tak lama kemudian dia berdiri dan berpamitan padaku. Aku ikut berdiri dan dia mencium keningku saat berpamitan.
“Aku pulang ya...”
Äku terdiam tak mengatakan apapun. Dia masih berdiri didepanku dan menunggu aku menjawab kata-katanya. Aku mengangkat wajahku dan...
“Medi, bisa kan kita selesai sampai disini???”

Dia terlihat kaget dan ingin mengatakan sesuatu.
“Aku ini temenmu, gimana bisa kamu begini ke aku....kita udahan. Kita temenan lagi kaya dulu. Ga perlu lagi kaya gini. Aku ga nyalahin kamu sepenuhnya toh aku juga salah. Kamu sayangkan sama Devi. Aku juga sayang sama kamu tapi aku ga mau kaya gini terus. Kamu hargai aku bisa kan sebagai teman??”
Aku mengatakan banyak hal padanya, bahkan mungkin itu yang menyakiti perasaanku sendiri dan perasaannya. Untuk pertama kalinya aku melihatnya menangis.

Sabtu, 14 April 2012

Sahabat II


Sahabat...
Kau bukan batu besar yang terdiam menunduk di tengah ramainya alam
Kau bukan pasir yang akan terbang saat angin melewatimu
Kau bukan lampu pijar yang akan mati saat tak ada bahan bakar
Sahabat
Bukan duka yang kau berikan
Bukan suka yang kau inginkan
Aku tidak suka padamu
Aku tidak menyayangimi
Tapi aku menyukai dan menyayangimu...
Sahabat
Kau bagai alam yang memberikan batu tempat untuk menunduk
Kau bagai bintang yang senantiasa berpijar meski tanpa bahan bakar
Kau bagai angin yang akan menerbangkan pasir-pasir ke tempat seharusnya ia berada
Kau akan berbisik...
Kau akan diam...
Kau akan berteriak...
SAHABAT! kita adalah SAHABAT 

Jumat, 13 April 2012

Han Ci Wol

Lucuuu!!! Dia kucing gw..ups salah!lebih tepatnya kucing abang gw. Namanya Ciwol. Dia satu-satunya kucing yang beruntung menurut gw. Dia lahir dari kucing kampung yang suka banget nyatronin rumah gw, sekedar buat lewat doang, ato buat neduh. Panas kali ya seharian keliaran di kampung. Suatu hari dia ketahuan ngelahirin 4 anak kucing, dan lu tau dimana??? di lemari! yup...di lemari gw. Untung dia ngelahirin di lemari yang isinya baju2 bekas gw sekolah dulu.... (Ga ada untungnya sebenernya karna seluruh baju kena darah bekas tu kucing ngelahirin) But mau gimana lagi?udah lahir juga siiih. Awalnya tu anak2 kucing mau dipindahin ke tempat lain yang ga jauh dari rumah. tapi berhubung semua keluarga gw kasihan ngeliat mereka akhirnya di pending sampe tu anak2 kucing gede. Di rawat dari kecil, dijagain tapi kalo emang belum rejekinya ya mau gimana lagi? 3 anak kucing lainnya mati. Dan satu-satunya yang masih bertahan itu dia, Ciwol. Saking udah sayangnya sama Ciwoll akhirnya dirawat juga dia sama abang gw (layaknya anaknya). Awalnya gw ga suka (takut lebih tepatnya) tapi lama kelamaan ngeliat tingkah itu kucing yang lucu dan ngegemesin suka juga gw sama dia sekarang. Dia ga pinter sama sekali. Bener-bener ga pinter. Sama tikus aja dia ga ngejar donk...pernah dong suatu sore dia ketemu tikus di tempat jemuran, eh bukannya dia kejar tu tikus malah dia bengong sambil liat-liatan sama tikus (bukan Tom n Jerry banget). Paling berani dia cuma sama nyamuk, lalet,kecoa, laba-laba, paling gede anak cicak lah. Suka banget main meteran warna kuning. Suka mainin bulu dan benang2 serabutan, suka pita warna pink, suka banget santai di dalem plastik, dan lagi di suka main sapu kasur.
Sekarang dia udah gedhe lho..suka bangunin gw pagi2, masuk ke kamar meong meong sampe gw bangun trus keluar pindah ke kamar abang gw ngelakuin hal yang sama :)

Sekitar jam 9 -10 an dia di teras nungguin nenek2 yang suka nganterin ikan langganan dia, kalo neneknya dateng langsung aja dia naek ke pager minta "ïkan 2" buat makan sore sama sarapan besok :D Ciwol juga ga mau kalah cantik, soalnya dia juga mandi pake shampo biar wangi (yang mandiin adek gw), ahahaha
gila ya kucing jaman sekarang..bukan kucing keturunan persia ato anggora tapi gayanyaaaa....ahaha
Lumayan juga sih..dia bisa jadi obat stres, bisa juga jadi temen curhat. Curhat ke orang lu dapet komentar bisa juga omelan, curhat ke kucing???dijamin lu ga diapa-apain, disautin aja engga, tapi bikn hati cukup lega ahaha