Sabtu, 22 Desember 2012

Putri Florina dan Setangkai Bunga Emas

Di suatu tempat terdapat sebuah kerajaan yang sangat besar. Tanahnya subur, rakyatnya makmur, dan hidup rukun. Kerajaan ini amat sangat terkenal di segala penjuru negeri. Namanya Kerajaan Volvora. Kerajaan Volvora memiliki Raja yang arif dan bijaksana, dia baik dan selalu mengutamakan rakyatnya. Dia adalah Raja Azola. Di kerajaan Volvora tidak terdapat rakyat miskin, semua hidup sejahtera. Sebagian wilayah kerajaan Volvora adalah bentangan tanah hijau yang subur, sebagian lagi laut biru yang berkilau, di tengah-tengah kota mengalir sebuah sungai besar yang bersih dan jernih. Raja Azola memiliki istri yang sangat cantik. Dialah Sang Ratu. Dia lembut dan santun tutur katanya. Dia pandai membuat bait-bait puisi, dan dia sangat menyukai bunga. Dia bernama Ratu Roselina. Seluruh rakyat Kerajaan Volvora sangat mencintai raja dan ratu mereka.

Beberapa tahun setelah menikah, Raja Azola dan Ratu Roselina akhirnya mendapat sebuah anugerah dari Tuhan, yaitu seorang bayi perempuan yang cantik dan mungil. Kini Kerajaan Volvora dikaruniai seorang putri. Raja dan Ratu memberinya nama Florina. Putri Florina memiliki sebuah keistimewaan, sejak lahir tubuhnya memiliki aroma wangi bunga dan aroma tersebut tak pernah hilang dari tubuhnya meski Putri mandi. Karena wangi tubuhnya itulah Raja memberina nama Florina. Kebahagiaan yang dirasakan oleh Kerajaan Volvora pun bertambah dengan lahirnya Putri Florina. Ia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas. Semua anggota kerajaan menyayanginya. Begitu pula seluruh rakyat Volvora. Kemanapun Putri pergi, ia selalu membawa keharuman, keceriaan dan kebahagiaan untuk orang-orang di sekelilingnya.

Namun ternyata di tempat lain, ada seseorang yang tidak menyukai kehadiran Putri Florina di Kerajaan Volvora. Dia adalah Kaktusa, adik semata wayang dari Raja Azola yang kini memimpin sebuah kerajaan kecil bagian dari kerjaan Volvora. Kaktusa dan istrinya memiliki seorang putra yang bernama Myceta. Dia adalah seorang anak yang tampan, pandai dan cerdas. Usianya satu tahun lebih tua dibanding Putri Florina. Kaktusa berharap Myceta lah yang kelak akan menggantikan Raja Azola sebagai Raja di Volvora dan bukan di Kerajaan kecil yang sekarang dia pimpin. Kaktusa adalah seseoarang yang tamak dan serakah. Namun harapannya untuk menjadikan Myceta pengganti Raja luntur dengan kelahiran Putri Florina yang hingga kini dicintai seluruh rakyatnya.

Lima belas tahun kemudian, Kaktusa diangkat oleh Raja untuk menjadi pendampingnya di Kerajaan Volvora, dan diminta untuk tinggal di dalam Kerajaan. Dan kerajaan kecil tempat tinggalnya akan dipimpin oleh Mantan Perdana Menteri yang berasal dari kerajaan seberang.Akhirnya Kaktusa beserta dengan istri dan Myceta pun pindah ke dalam Kerajaan. Kini Myceta telah berusia 17 tahun dan Putri Florina berusia 16 tahun. Niat Kaktusa untuk mengambil kekuasaan di Volvora semakin besar. Apalagi kini ia sudah mendapat kepercayaan dari Sang Raja. Ia pun mulai melakukan banyak cara untuk menyingkirkan Sang Putri.

Suatu hari Kaktusa pergi keluar Istana dan menemui seorang penyihir. Ia meminta penyihir untuk membuat Sang Raja jatuh sakit sehingga ia tak lagi bisa memimpin kerajaan. Sang penyihir pun memberikan ramuan kepada Kaktusa untuk dicampurkan pada makanan Raja. Beberapa hari kemudian Sang Raja pun jatuh sakit dan tak sadarkan diri. Raja tak bisa menggerakan tubuhnya dan tak dapat bicara. Banyak cara yang dilakukan oleh seluruh anggota kerjaaan untuk menyembuhkan Sang Raja, tetapi hingga 2 tahun sang Raja belum juga sembuh, sementara kekuasaan diberikan kepada Sang Ratu.

Tahun ini, Putri Florina tepat berusia 18 tahun dan Putri Florina sudah mampu untuk menggantikan Ratu Roselina memimpin Kerajaan Volvora. Putri Florina tumbuh menjadi Gadis yang cerdas dan cekatan. Dia mampu mengerjakan segala urusan kenegaraan berkat pendidikannya selama ini. Dan kini Putri sudah siap untuk menggantikan Raja Azola dan Ratu Roselina. Mendengar kabar tersebut, Kaktusa tidak tinggal diam. Dia kembali keluar Istana menemui Penyihir yang dahulu memberikan ramuan untuk membuat Raja sakit.Dia kembali meminta agar Putri Florina tak bisa memimpin kerajaan. Penyihir pun memberikan ramuan yang sama kepada Kaktusa.

Tak diduga sama sekali, ternyata ramuan tersebut tidak bekerja pada Putri Florina. Walaupun Kaktusa sudah mencampurkannya pada makanan dan minuman Putri tapi ramuan tersebut tidak bekerja. Kaktusa pun kembali pada Penyihir, dan meminta ramuan lain. Diberilah Kaktusa ramuan yang lebih kuat dibanding sebelumnya. Tapi hasilnya tetap sama. Setelah berkali-kali ramuan itu diberikan Putri tetap tidak mengalami perubahan apapun. Dia tetap dapat beraktivitas seperti biasanya. Kaktusa belum menyerah, ia pun kembali pada penyihirnya lagi untuk meminta sesuatu yang bisa membuat putri tak lagi bisa memimpin kerajaan. Akhirnya Sang penyihir pun membuat ramuan untuk membuat putri menua. Jika menelan ramuan tersebut maka putri akan menjadi tua 50 tahun dibandingkan umur yang sebenarnya. Namun seperti ramuan yang sebelumnya, rupanya ramuan itu pun kembali tak bekerja pada sang putri. Kaktusa belum juga menyerah, ia pun kembali lagi ke tempat sang penyihir dan meminta lagi ramuan yang lebih kuat. Dia meninggalkan Istana dengan penuh kemarahan, dia tak menyadari bahwa diam-diam putri mengutus seseorang untuk mengikutinya. Ternyata putri merasa curiga karena selama ini Kaktusa keluar istana tanpa kepentingan yang jelas.

Dari utusannya Putri mengetahui bahwa selama ini Kaktusa pergi ke seorang penyihir jahat yang telah membuat Raja sakit. Akhirya, suatu hari diam-diam Sang putri keluar istana tanpa sepengetahuan siapapun dan pergi untuk menemui penyihir yang biasa ditemui oleh Kaktusa. Dia menemui Penyihir tersebut untuk meminta penawar untuk sang Raja. Namun ternyata sang penyihir tak memiliki penawar tersebut. Dan penawar untuk Raja Azola adalah setangkai bunga emas mekar yang berada di sebuah dasar laut. Dan bunga tersebut hanya akan mekar satu kali dalam siklus hidupnya, dan tidak seorang pun yang mengetahui kapan bunga itu mekar.